Senin, 16 Juli 2012

[FANFICTION] I Am Behind You (Chapter Two)

author : @zoggakyu
cast : 
Kim Jong Woon as Yesung 
Hanazuka Rin as reader


Chapter Two

###

Aku memposisikan tubuhku duduk, aissh~ sudah jam berapa ini kenapa dia belum datang. Ahhh~ jangan salah sangka dulu~ aku memang menunggu Yesung untuk membawaku ke taman dan menikmati angin musim semi yang menjadi hobiku sekarang, bukan berarti aku menunggunya karena sudah siap memberikan jawabanku padanya. Dan hei~ lihat ini sepertinya hari sudah terlampau siang untuk jalan-jalan pagi ke taman, bagaimana tidak ? sepertinya aku sudah menunggu berjam-jam.
“ Rin-Chan ?? “ aku pun tersenyum mendengar Ibuku memanggil namaku, pasti Yesung sudah datang dengan cepat aku menjawabnya “ Ya ? “
Tak lama aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekati kamarku, dan well pintu kamarku berderit menandakan pintuku terbuka.
“ Tuan Yesung tidak datang sekarang Rin Chan ! “ kalimat yang di lontarkan Ibu sontak membuat senyum di wajahku meredup. Aku berusaha menjaga raut wajahku terlihat tenang, dan dengan cepat aku menjawab “ oooh baiklah “
‘ well~ baiklah jika itu maumu, dan ku harap jangan pernah datang lagi ‘ sambungku dalam hati, sedikit mengejeknya sekaligus kecewa.

###

1…
2…
3…
4…
5…
6…
7 hari telah terlampau tanpanya di sampingku ?
Oke, Genap seminggu Yesung tidak ke rumahku, tak ada angin musim semi yang membuatku nyaman, tak ada pertengkaran antara aku dan Yesung, tak ada yang menuntutku untuk membahas topik yang ku benci.
Dan entah kenapa hidupku terasa hambar.
Aku benci dengan pria itu, aku benci dengan pria yang tidak menepati kata-katanya. Well sepertinya kolom kejengkelanku sudah luber karena ulahnya, aku tidak tau berapa lipat bertambah kolom kejengkelan untuknya.
TOK TOK TOK
Suara ketukan membuat lamunanku buyar. “ ada apa Ibu ? “
Suara derit pintu terdengar menandakan pintu kamarku terbuka, dan aku merasakan alih tempat kosong di ranjangku terisi oleh seseorang.
“ Ibu ada apa ? “ tanyaku—sikap tidak sabaranku mulai keluar tetapi tak ada jawaban yang ku dengar dari Ibu dan aku malah mendengar suara … suara tawa tertahan ?
“ Tuan Yesung ini tidak lucu, kau tau ? “ tukasku cepat dengan senyum yang ku tahan, aku ingin menjaga raut wajahku agar tidak terlalu berlebihan mendapati dia ada sekarang di sebelahku. Senang, tentu saja aku senang dia berada di sebelahku hari ini !
“ kau tidak menanyakanku kemana aku selama semingguan ini ? “ tanya Yesung penasaran. Aku hanya mengedikkan bahuku tidak peduli.
“ lalu ? aku tidak peduli dalam seminggu itu kau kemana, karena aku tau kau orang sibuk “ balasku, tetapi tak ada balasan yang terkuar dari mulutnya, satu menit, dua menit, lima menit. Hei~ Apakah Yesung tertidur  ??
“ hey~ aku baru sadar ! kau memanggilku dengan nama Tuan—“
“ terus ? “ tukasku memotong ucapannya, sedikit sebal padanya karena Yesung suka menghilangkan suaranya secara tiba-tiba, terkadang aku berfikir mungkin dia marah padaku tetapi kemudian dia ternyata menahan tawanya. Benar-benar pria yang sulit di tebak !
“ aku hanya merasa tidak nyaman, berapa umurmu ? “ tanyanya, pertanyaan yang aneh di tanyakan olehnya sekarang, dan dengan enteng aku menjawab “ haruskah aku menjawabnya ? “
Yesung tertawa renyah dan kemudian berdeham sedikit, sepertinya dia mulai mengerti bahwa aku suka jengkel ketika dia tertawa tanpa alasan yang jelas “ tentu kau harus menjawabnya Nona Hanazuka, baiklah aku yang memulai duluan aku berumur 24 tahun “
“ aku 22 tahun, jadi aku harus memanggilmu dengan sebutan Kakak ? begitukan maumu “ balasku cepat dan lagi-lagi lelaki di sampingku malah tertawa lagi. ‘ Yesung aku tidak sedang memberikan lelucon untukmu ! ‘ erangku dalam batin.
“ baiklah, jangan panggil aku Tuan sekarang panggil saja Yesung, dan bagaimana kalau aku memanggilmu Hanazuka ? “ tanyanya dan belum sempat aku menjawab dia sudah menyelaku “ lihat sekarang sudah mau menjelang siang, ayooo cepat ke taman untuk memanjakan tubuh kita kepada angin musim semi “ sambungnya.

###

“ Hanazuka kau akan menyesal jika tidak mau menerimaku ! “ desaknya, aku sedikit menimbang-nimbang jawabanku. Aku pun mengangkat bahuku acuh “ baiklah tidak salah jika aku berselca denganmu, dan untuk pertama kali aku membuat para gadis iri karena aku berfoto denganmu “ ujarku menghadap ke depan dan tersenyum, beberapa saat kemudian aku mendengar suara kerja kamera yang telah berhasil memotret kami.
Yesung terdiam cukup lama, suasana canggung lagi-lagi menyelimuti kami berdua, apakah kata-kataku ada yang salah tadi ? sepertinya bukan aku yang membuat suasana di sini sedikit canggung.
“ maksudmu pertama kali membuat para gadis iri ? “ tanya Yesung sedikit gusar mengulangi kata-kataku tadi.
“ well membuat semua fansmu iri, karena aku tidak pernah membuat seorangpun iri padaku. Aku kan tidak punya kelebihan apapun, jadi tak ada seorangpun yang iri denganku—“
Dan mulutku tiba-tiba saja berhenti berbicara ketika Yesung menggenggam tanganku lembut, jantungku memompa dua kali jauh lebih cepat, pasti ada yang aneh dengan degup jantungku. Dan Yesung ingat ! kau menambah kolom kejengkelanku terhadapmu berkali-kali lipat karena membuatku lupa bagaimana caranya bernafas !
“ kau benar ! mereka akan benar-benar iri padamu karena aku … aku .. aku telah … “
Aku segera menajamkan telingaku mendengar suara gugup Yesung dan mengabaikan degup jantungku yang makin keras.
“ aku … ahh tidak jadi “ Yesung melepaskan genggaman tanganku dan sedikit mengubah posisi duduknya menjauh dariku.
Baiklah aku memilih untuk diam, membiarkan suasana canggung menyelimuti kami lagi. Membiarkan aku sendiri menenangkan degup jantungku yang tak teratur, dan untuk sesaat baru kali ini aku lupa bagaimana caranya untuk bernafas.

###

Menghabiskan waktu di taman pada pagi hari, memang cukup menyenangkan. Tetapi ternyata menghabiskan waktu di malam hari juga sangat menyenangkan. Baru kali ini aku menghabiskan waktu untuk merasakan keindahan Tokyo, yaah hanya dapat merasakannya tanpa bisa melihat keindahannya.
“ aku berharap bisa melihat bintang-bintang dan bulan di langit “ gumamku mendongakkan kepalaku ke atas. Gelap dan gelap itu lah yang hanya bisa ku lihat. Entah itu pagi, siang, sore, malam semua terasa sama bagiku, hanya kegelapan yang bisa ku lihat dalam kehidupanku.
“ sedang tak ada bulan sekarang, hanya ada bintang .. “ aku hanya diam saja mendengar Yesung yang sepertinya ingin berbicara lebih lanjut. Tetapi tunggu, dia terdiam cukup lama lagi. Apakah aku harus memanggilnya agar dia tidak terdiam dan tidak membuat suasana di antara kami canggung ? kenapa Yesung selalu terdiam tanpa alasan yang jelas ! Yesung kau tak apa-apa kan ?
“ err ! cara menikmati bintang bukan seperti itu “ suara Yesung tiba-tiba terdengar kembali, dan aku mendapati kedua lengan kokoh milik Yesung pun menekan bahuku ke belakang—tepatnya untuk berbaring, well menyandarkan seluruh badanku pada rumput-rumput yang dingin. Dan kemudian aku bisa merasakan alih tempat kosong di sebelahku di tempati oleh Yesung yang ikut berbaring juga.
“ Yesung ? “
“ Ya ? “
“ pasti bintang-bintang yang bertaburan di atas sana sangat indah ? aku benar-benar ingin melihatnya dan menuliskan seluruhnya kepada secarik kertas “ Yesung hanya terdiam menungguku untuk melanjutkan ku berbicara
“ aku ingin menjadi penulis, tetapi aku sadar tak ada yang bisa ku tuliskan karena aku tak pernah melihat apapun, aku tak bisa menggambarkan bagaimana indahnya bintang yang bertaburan di langit, bagaimana terik matahari yang menyambutku ketika bangun tidur, bagaimana indahnya daun-daun berguguran ketika musim gugur, dan bagaimana pemandangan musim semi yang telah ku lalui, sulit untuk membayangkannya karena aku tak bisa melihat apapun “
Tanpa sadar air mataku mengalir menelusuri lekuk wajahku, aku secara tak sengaja bercerita tentang topik terlarangku selama ini. Topik yang selalu di tuntut Yesung agar aku menjawabnya. Dan entah kenapa mulutku dengan lancar melontarkan semua rasa yang telah menghimpit di dadaku, mengendap begitu lama hingga bahkan aku merasakan lagi sakit yang telah ku pendam begitu lama.
Yesung meraih tanganku, membuat jarak antara tubuh kami mendekat dan sedikit mendorong kepalaku dengan hati-hati untuk bersandar di dadanya yang bidang, mungkin dia tidak ingin membuatku sedikit takut kepadanya.
Dan perasaan nyaman bagaikan menyelimuti seluruh tubuhku, membuatku menumpahkan seluruh beban, dan penderitaanku selama ini.
“ menangislah sesukamu “ gumam Yesung yang nyaris seperti bisikan halus membuatku merasa semakin aman di dekapannya. Sepertinya kolom kejengkelan Yesung yang telah menguap sekejap karena perlakuannya.
“ kau menceritakannya padaku akhirnya tanpa perlu aku memaksamu “ candanya dengan tawa renyahnya. Aku pun mendongakkan kepalaku, kemudian sedikit menjauh—memberi jarak antara aku dengan Yesung.
Perasaan nyaman ini semakin aneh untukku ketika berada di dekatnya. Aku tidak tau—tapi aku merasa tak pantas untuk mendapatkan perasaan nyaman ini …
“ andai di sini ada bantal, pasti lebih nyaman ketika berbaring di rumput-rumput ini “ sahutku mencoba mencari topik lain, yah menjauh dari topik yang seharusnya tak ku bicarakan. Tetapi tak ada jawaban yang ku dengar dari Yesung, apakah Yesung marah padaku karena aku sedikit menjauh padanya ?
Tetapi sepertinya aku terlalu berfikir jauh, Yesung malah—tunggu apa yang di lakukannya.
“ angkat kepalamu sebentar “ dan bodohnya aku hanya menuruti kata-katanya tanpa bertanya apapun.
“ sekarang kau boleh kembali pada posisi semula, dan nikmatilah bantal barumu “
Aku pun mengangguk kikuk, sedikit merasa aneh dengan kata-kata ‘ bantal baru ‘ . Dan ketika aku menyandarkan kepalaku kini bukan rumput-rumput taman yang menopangku tetapi lengan Yesung yang kini menopangku.
Dan jantungku makin berdebar keras, Yesung ingat kolom kejengkelanmu mulai terisi lagi, kau membuat jantungku berdebar keras dan ini sangat tidak normal.
Aku berdecak kesal “ ternyata ini yang kau maksud bantal, tetapi terimakasih “ ucapku tulus. Tetapi tak ada balasan yang terkuar dari mulut Yesung.
“ Yesung ? “
“ Ya ? “
“ hahaha kau tertidur yaah ? “ tanyaku menebak-nebak. Sungguh aku tak yakin jika tebakanku benar, karena harus ku akui Yesung sering berbuat jauh di luar dugaanku. Aku benar-benar tak bisa menebak jalan pikirnya.
“ aku.. aku tidak tertidur … sungguh “ tukas Yesung cepat
“ Yesung, aku ingin memperjelas topik terlarangku tadi, agar kau tau bahwa—“
“ maaf aku sudah memaksamu dari dulu, dan aku tidak tau kalau topik itu membuatmu menangis, maaf … “ sela Yesung memotong perkataanku, aku tau dari nada bicaranya dia sedikit merasa bersalah padaku.
“ Yesung … aku tidak pernah meluapkan semuanya kepada siapapun, dan aku berkata seperti itu karena aku percaya padamu “ jujurku menoleh ke arah Yesung berada berharap pandanganku benar-benar tepat menatap Yesung. aku hanya ingin dia melihat ketulusanku ketika aku mengutarakannya padanya.
“ aku akan menjaga kepercayaanmu Hanazuka “
Aku tersenyum lega mendengar pernyataannnya dan entah kapan mataku mulai terpejam dalam sandaran lengan Yesung yang kekar. Badannya seakan menyelimutiku, melindungiku dari segala ancaman, membuat semua yang menghimpit dadaku seakan hilang. Dan entah semenjak kapan aku mempunyai harapan baru, berharap lengan dan dadanya yang bidang terus merengkuhku dengan erat. Berharap Yesung akan selalu berada di sampingku
Yesung akan kah kau selalu seperti ini padaku ???

TBC 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar