Senin, 16 Juli 2012

[FANFICTION] I Am Behind You (Chapter Five)


author : @zoggakyu
cast : 
Kim Jong Woon as Yesung 
Hanazuka Rin as reader



Chapter Five
###

“ Rin Chan ! “ aku menghela nafas mendengar panggilan Ibu dan memposisikan tubuhku untuk duduk.
“ Ya Ibu ? “
“ ada Tuan Yesung ? “
Tadi Ibu bilang apa Yesung ? apakah aku hanya bermimpi, yaah ini pasti mimpi. Mana mungkin pria bodoh dan pembohong itu datang kemari. Pasti ini adalah mimpi buruk dalam tidurku.
“ Rin, Yesung boleh masuk kan ? “ aku mengerutkan kedua alisku dan mengangkat bahuku acuh. “ Mimpi ini benar-benar mempermainkanku “ dengusku
“ Ya suruh saja masuk “ ujarku sedikit berteriak menjawab pertanyaan Ibuku dan pintu berderit menandakan seseorang masuk—dan mimpi ini akan berakhir,
“ Hanazuka ? “
DEG
Bodoh , masih saja jantungku berdebar keras walau dalam mimpi, aku pun mencoba mengendalikan raut wajahku. Aku tidak ingin membalas sapaannya, karena jika aku membalasnya maka aku akan berharap padanya meskipun ini adalah sebuah mimpi. “ Hanazuka kau harus menahan dirimu ” gumamku meyakinkan diriku sendiri.
“ menahan diri ? hey kau sedang berbuat lelucon kaah ? “ tanya Yesung yang membuat gigiku bergelemetuk keras karena amarahku bangkit karena perkataannya. Aku pun mencubit lenganku dan aku meringis kecil. Oke, ternyata ini bukan mimpi ! Hanazuka Rin kau memang bodoh ! , rutukku .
“ kau mau apa kemari ? “ cecarku, aku benar-benar tak peduli lagi padanya
“ aku mengajakmu ke sini untuk jalan-jalan, ayoo cepatlah berganti baju “ ajak Yesung tanpa memperdulikan nada bicaraku yang sedikit kasar. Apa dia tidak menyadari kalau aku sedang kesal padanya ? mengapa dia berbuat seolah tak ada apapun yang terjadi.
“ apakah kepalamu terbentur Yesung ? “ tanyaku dengan nada getir, pertanyaan yang bodoh dan membuatnya tertawa kecil.
“ kepalaku baik-baik saja “
“ kemana saja kau selama ini ? sebulan tanpa kabar ! dan kau kira aku tidak tau dengan maksud kemunduran dari dunia hiburan ?? “ tanyaku bertubi-tubi padanya, rahangku mengeras karena aku mengucapkan dengan penuh penekanan amarah yang selama ini aku pendam untuknya. Dan tadi dia hanya menjawab pertanyaanku dengan enteng dan singkat.
“ aku kira kau tidak tau—“
“ aku punya televisi di rumah Yesung dan aku masih mempunyai tangan untuk mengganti channel di televisi serta mempunyai telinga untuk mendengarkan berita tersebut “ jelasku dengan nada mencibir membiarkan semua amarahku terluapkan untuknya.
“ baiklah .. baiklah, kau sangat menyeramkan Nona ! jadi aku harus menjelaskan kemana aku pergi selama ini ? “ tanyanya yang membuatku menghela nafas penuh tak sabaran. yaah aku sungguh sedikit rindu karena lama tak berdebat dengannya.
“ kau harus menjelaskan semuanya, dari awal kau meninggalkanku di hari 1/12th anniversary dan tentang berita di televisi—sepotong video cuplikan dari seorang Kim Joong Woon yang membuat gempar dunia “ tuntutku dengan nada mengejek.
Yesung pun meraih tanganku, dan menggenggam tanganku lembut. Aku sungguh sedikit sontak terkejut dengan sikap dan tindakannya yang sulit di duga. Tetapi aku membiarkan tautan tangan kami, membiarkan jantungku berdetak keras. Membiarkannya menuntunku kembali seperti biasa, menyeret kedua langkah kami keluar dari rumah menuju ke tempat yang di inginkannya.

###

Angin musim di Tokyo kembali memanjakan tubuhku. Yesung tau benar-benar akan tempat kesukaan. Taman pertama kali dia membawaku dan untuk pertama kalinya aku merasakan angin musim semi. Aku jatuh cinta dengan angin musim semi, jatuh cinta kepada keindahan Tokyo yang baru-baru ini ku rasakan, di taman ini dan di bangku taman tempat biasa kami duduk dan sungguh aku jatuh cinta kepada orang yang selalu membawaku kemari—terima kasih Yesung.
 “ aku … “ suara gugup Yesung membuat lamunanku terhenti, aku pun terdiam menajamkan fungsi telingaku.
“ kau mau mendengar ceritaku ? “ lanjutnya dengan nada getir .
“ tentu “
Terdengar suara helaan nafas lega dari Yesung setelah mendengar jawaban singkatku. “ kau tau nama asliku Kim Joong Woon kan ? “
Pertanyaan yang konyol di lontarkan oleh mulut Yesung “ ya, terus ? “
“ aku dari Korea, nama Yesung di ambil dari bahasa Korea yang artinya art of voice “ jelasnya yang membuatku terdiam. Baiklah itu bukan pertanyaan konyol. Aku baru menyadari akan latar belakang dari nama Yesung. Aku benar-benar bodoh—terlihat jelas sekali dari namanya kalau dia bukan orang Jepang. Dan well arti nama Yesung pun aku memang baru tau.
“ pasti kau tidak tau ? aku akan menceritakan sedikit tentang latar belakangku. aku terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Waktu kecil aku juga mempunyai harapan sepertimu, impianku menjadi seorang penyanyi terkenal “
“ dan kau berhasil mewujudkan impianmu Yesung “
“ ya ya aku tau … aku teringat ketika waktu berumur 10 tahun, aku tidak mengatakan impianku pada siapapun. Aku sangat ingin sekolah khusus vocal, tetapi aku sadar aku tidak ingin membuat keluargaku susah. Kemudian aku berusaha menabung dengan menyisakan uang saku-ku untuk membeli radio usang. Tetapi kau tau, Ibu membuangnya karena nilaiku menurun. Well aku memang sering memainkan radio usang itu daripada belajar. Aku mengatakan pada Ibu bahwa alasanku lebih memainkan radio karena aku ingin menjadi penyanyi “
“ kemudian Ibu mu tetap membuangnya kah ? “ tanyaku sedikit mulai terbawa dengan cerita Yesung. Dia sama sepertiku ternyata terlahir dari keluarga biasa-biasa saja dan berusaha mengejar impian kami meskipun itu sulit.
“ tentu Ibu tetap membuangnya, meski aku menangis keras. Ibu tidak mendukung impianku sepertinya. Tetapi aku tidak membuang harapanku, aku tetap bernyanyi melatih vocal-ku setiap saat. Hingga sampailah saat ketika Ibu ku membawaku ke sebuah tempat di mana itu adalah pemilihan bagi yang memiliki bakat dan kami akan di latih di sana. “
“ Dan aku ternyata di terima, aku benar-benar sungguh berterima kasih pada Ibu ku yang ternyata mendukung impianku selama ini. Aku di latih bertahun-tahun dan tiga tahun yang lalu adalah tahun di mana aku memulai karir-ku menjadi penyanyi “  jelasnya panjang lebar tetapi sesaat dia merengkuh wajahku yang sembab karena menangis.
“ kau pasti bisa meraih impianmu itu, percayalah “ suara lembutnya menginterupsi isakan tangisku, seakan memberhentikan kerja sarafku. Bagaimana tidak jaraknya dengan wajahku pasti sangat dekat. Nafasnya yang menggelitik seluruh wajahku.
“ ya … a..aku tau, kau sendiri yang memaksaku mengubah pandangan harapanku. Tetapi … kau sendiri malah menyerah, kau membuang impianmu setelah memutuskan untuk mundur menjadi penyanyi. Kau mengingkari perkataanmu sendiri Yesung “ isakku menghempaskan tangannya yang merengkuh wajahku.
Aku menangis karena apa ?
karena aku iri padanya tidak bisa mewujudkan impian sepertinya ?
atau aku menangis karena Yesung membuang impiannya sekarang yang jelas-jelas impian bagiku amat sulit untuk di capai ?
Atau aku menangis karena .. karena …
Bodoh, Selama ini aku tidak pernah sekalipun menuntutnya untuk bertanya apapun. Aku tidak pernah bertanya bagaimana latar belakangnya ? bagaimana konsernya ? ataukah bagaimana kabarnya ? aku selalu memikirkan diriku sendiri, aku selalu menanyakan perihal tentang mengapa dia begitu peduli padaku.
Dan baru hari ini aku menuntut pertanyaan begitu banyak padanya, mungkin karena rasa penasaran, khawatir dan ketakutan sehingga aku tidak peduli dengan perasaannya. Padahal aku sangat tau, Yesung pasti mempunyai masalah. Masalah yang mungkin enggan untuk di bicarakannya mungkin sama halnya dengan topik terlarangku dulu.
Aku menahan raut wajahku, aku harus mengendalikan amarah ini
“ baiklah, jadi apa alasanmu mengundurkan diri dari dunia hiburan ? “ tanyaku serius tetapi Yesung hanya terdiam tidak menjawab pertanyaanku.
“ baiklah lupakan tentang pertanyaanku tadi … Yesung… kenapa kau meninggalkan aku di hari 1/12th anniversary, dan menghilang dariku selama sebulan padahal kau tak ada urusan pekerjaan kan, kau sudah mundur sebulan yang lalu aku ingat itu “
Tak ada jawaban sama sekali yang keluar dari mulut Yesung, aku bagaikan patung jalanan yang di abaikan olehnya.
“ Yesung selama sebulan itu, kau seharusnya datang ke rumahku. Menemaniku seperti biasa maka aku tidak akan menuntutmu untuk menjawab pertanyaanku Yesung “ isakku, air mataku mengalir deras tetapi Yesung membiarkanku menangis.
kemana Yesung yang dulu ?
dia selalu menenangkanku, membantuku menghempaskan semua yang menghimpit dadaku dengan dekapannya yang hangat.
“ Yesung kau tidak menjawabku, kau tidak percaya padaku ? kau takut aku membongkarkan semuanya pada media massa ? “
Tak ada jawaban … Jadi Yesung benar-benar tidak percaya padaku …
“ kau … kau membuatku menunggu selama sebulan. Aku seperti orang bodoh yang menunggumu… mempercayai semua perkataanmu … aku percaya padamu … karena … karena … kau adalah harapanku untuk hidup sekarang “
Semua terlontar dari mulutku. Isakan tangisku semakin tidak bisa ku bendung. Aku mencoba menggapai udara kosong di depanku. Dan aku mendapati wajahnya yang sangat aku ingin lihat. aku mencoba menelusuri wajahnya dengan tanganku—tunggu pipinya basah ? Yesung menangis ?
“ kau kenapa menangis ? “ amarahku seolah menguap begitu saja bergantikan dengan rasa khawatir.
“ aku tak apa… “ tukas Yesung berusaha menyingkirkan tanganku dari wajahnya yang sembab.
“ biarkan aku menelusuri lekuk wajahmu “ pintaku, tak ada jawaban tetapi tangan Yesung menuntun tanganku menelusuri wajahnya.
Sangat sempurna bagiku, matanya lebih sipit dariku. Aku berharap dia mempunyai tatapan seperti elang, tajam dan menusuk. Hidungnya mancung dan rahangnya terbentuk sangat tegas. Tampan pasti Yesung sungguh tampan.
“ aku akan menjawab semua pertanyaanmu tadi “ ucap Yesung bernada dingin, kedua tanganku kini di jauhkan dari wajahnya. Tak ada sikap lembut darinya sedikit pun.
“ alasanku meninggalkanmu di hari yang lalu karena memang benar aku mengurus pemberhentian kontrak-ku sebagai penyanyi. aku memang kosong dalam waktu sebulan yang lalu, dan aku sengaja tidak menemuimu sebulan ini. Aku benar-benar ingin menghilang dari semua orang dan tentu aku juga akan berpamitan padamu hari ini “
“ Tunggu dulu, hentikan “ sergahku, menahan deru nafas sekaligus amarahku yang benar-benar memucak. “ lelucon yang sangat konyol Yesung, aku bertaruh jika kau mengatakannya sekali lagi. Aku tidak akan menemuimu, aku akan membencimu “ ancamku serius.
“ aku sengaja meninggalkanmu di 1/12th anniversary karena aku sudah memiliki niat aku tidak akan pernah menemui lagi. Jadi anggap saja hari ini, aku berbaik hati berpamitan padamu. Aku akan pulang ke Korea hari ini juga “
Ucapannya yang bernada dingin, tanpa perasaan dan sangat menusuk.
Yesung berubah … dia bersungguh-sungguh akan meninggalkanku …
Dia membuat harapanku hancur… meninggalkan luka yang menganga dalam hatiku …
“ kau bohong “ bantahku dengan suara sedikit bergetar, aku mencoba sedikit tersenyum meyakinkan diriku bahwa ini adalah leluconnya “ katakan ini lelucon bodohmu, tertawalah seperti biasanya karena kau berhasil membuat lelucon ini terlihat menarik sekarang Yesung ! “
“ aku sudah tidak punya waktu lagi … terimakasih karena aku telah memperbolehkan mengambil waktumu untuk di habiskan bersama untukku. “ Yesung pun meremas tanganku pelan, dan melepaskannya.
Asupan oksigenku semakin menipis ketika dia pergi melangkah. Menjauh dariku, selamanya. Ucapan selamat tinggal yang sangat memekakkan telingaku, membuat seluruh kerja otakku terhenti.
Bahkan ketika tanganku mengepal dan menghempaskannya kasar kepada bangku taman. Aku tak dapat merasakan sakit …
Mungkin karena aku terlalu banyak menyakiti diriku sendiri selama ini …
Dan semuanya mengumpul—membentuk endapan yang semakin menghimpit dadaku.
Sakit, sangat menyakitkan …

TBC

PS : ayooo ayoo tinggal 1 part lagiiiii :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar