author : @zoggakyu
cast :
Kim Jong Woon as Yesung
Hanazuka Rin as reader
Chapter
Five
###
“ Rin Chan ! “ aku menghela nafas mendengar
panggilan Ibu dan memposisikan tubuhku untuk duduk.
“ Ya Ibu ? “
“ ada Tuan Yesung ? “
Tadi Ibu bilang apa Yesung ? apakah aku hanya
bermimpi, yaah ini pasti mimpi. Mana mungkin pria bodoh dan pembohong itu
datang kemari. Pasti ini adalah mimpi buruk dalam tidurku.
“ Rin, Yesung boleh masuk kan ? “ aku mengerutkan
kedua alisku dan mengangkat bahuku acuh. “ Mimpi ini benar-benar
mempermainkanku “ dengusku
“ Ya suruh saja masuk “ ujarku sedikit berteriak menjawab
pertanyaan Ibuku dan pintu berderit menandakan seseorang masuk—dan mimpi ini
akan berakhir,
“ Hanazuka ? “
DEG
Bodoh , masih saja jantungku berdebar keras walau
dalam mimpi, aku pun mencoba mengendalikan raut wajahku. Aku tidak ingin
membalas sapaannya, karena jika aku membalasnya maka aku akan berharap padanya
meskipun ini adalah sebuah mimpi. “ Hanazuka kau harus menahan dirimu ” gumamku
meyakinkan diriku sendiri.
“ menahan diri ? hey kau sedang berbuat lelucon kaah
? “ tanya Yesung yang membuat gigiku bergelemetuk keras karena amarahku bangkit
karena perkataannya. Aku pun mencubit lenganku dan aku meringis kecil. Oke,
ternyata ini bukan mimpi ! Hanazuka Rin kau memang bodoh ! , rutukku .
“ kau mau apa kemari ? “ cecarku, aku benar-benar
tak peduli lagi padanya
“ aku mengajakmu ke sini untuk jalan-jalan, ayoo
cepatlah berganti baju “ ajak Yesung tanpa memperdulikan nada bicaraku yang
sedikit kasar. Apa dia tidak menyadari kalau aku sedang kesal padanya ? mengapa
dia berbuat seolah tak ada apapun yang terjadi.
“ apakah kepalamu terbentur Yesung ? “ tanyaku
dengan nada getir, pertanyaan yang bodoh dan membuatnya tertawa kecil.
“ kepalaku baik-baik saja “
“ kemana saja kau selama ini ? sebulan tanpa kabar !
dan kau kira aku tidak tau dengan maksud kemunduran dari dunia hiburan ?? “
tanyaku bertubi-tubi padanya, rahangku mengeras karena aku mengucapkan dengan
penuh penekanan amarah yang selama ini aku pendam untuknya. Dan tadi dia hanya
menjawab pertanyaanku dengan enteng dan singkat.
“ aku kira kau tidak tau—“
“ aku punya televisi di rumah Yesung dan aku masih
mempunyai tangan untuk mengganti channel di televisi serta mempunyai telinga
untuk mendengarkan berita tersebut “ jelasku dengan nada mencibir membiarkan
semua amarahku terluapkan untuknya.
“ baiklah .. baiklah, kau sangat menyeramkan Nona !
jadi aku harus menjelaskan kemana aku pergi selama ini ? “ tanyanya yang
membuatku menghela nafas penuh tak sabaran. yaah aku sungguh sedikit rindu
karena lama tak berdebat dengannya.
“ kau harus menjelaskan semuanya, dari awal kau
meninggalkanku di hari 1/12th anniversary dan tentang berita di
televisi—sepotong video cuplikan dari seorang Kim Joong Woon yang membuat
gempar dunia “ tuntutku dengan nada mengejek.
Yesung pun meraih tanganku, dan menggenggam tanganku
lembut. Aku sungguh sedikit sontak terkejut dengan sikap dan tindakannya yang
sulit di duga. Tetapi aku membiarkan tautan tangan kami, membiarkan jantungku
berdetak keras. Membiarkannya menuntunku kembali seperti biasa, menyeret kedua
langkah kami keluar dari rumah menuju ke tempat yang di inginkannya.
###
Angin musim di Tokyo kembali memanjakan tubuhku.
Yesung tau benar-benar akan tempat kesukaan. Taman pertama kali dia membawaku
dan untuk pertama kalinya aku merasakan angin musim semi. Aku jatuh cinta
dengan angin musim semi, jatuh cinta kepada keindahan Tokyo yang baru-baru ini
ku rasakan, di taman ini dan di bangku taman tempat biasa kami duduk dan
sungguh aku jatuh cinta kepada orang yang selalu membawaku kemari—terima kasih
Yesung.
“ aku … “
suara gugup Yesung membuat lamunanku terhenti, aku pun terdiam menajamkan
fungsi telingaku.
“ kau mau mendengar ceritaku ? “ lanjutnya dengan
nada getir .
“ tentu “
Terdengar suara helaan nafas lega dari Yesung
setelah mendengar jawaban singkatku. “ kau tau nama asliku Kim Joong Woon kan ?
“
Pertanyaan yang konyol di lontarkan oleh mulut
Yesung “ ya, terus ? “
“ aku dari Korea, nama Yesung di ambil dari bahasa
Korea yang artinya art of voice “ jelasnya yang membuatku terdiam. Baiklah itu
bukan pertanyaan konyol. Aku baru menyadari akan latar belakang dari nama
Yesung. Aku benar-benar bodoh—terlihat jelas sekali dari namanya kalau dia
bukan orang Jepang. Dan well arti nama Yesung pun aku memang baru tau.
“ pasti kau tidak tau ? aku akan menceritakan
sedikit tentang latar belakangku. aku terlahir dari keluarga yang biasa-biasa
saja. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Waktu kecil aku juga
mempunyai harapan sepertimu, impianku menjadi seorang penyanyi terkenal “
“ dan kau berhasil mewujudkan impianmu Yesung “
“ ya ya aku tau … aku teringat ketika waktu berumur
10 tahun, aku tidak mengatakan impianku pada siapapun. Aku sangat ingin sekolah
khusus vocal, tetapi aku sadar aku tidak ingin membuat keluargaku susah.
Kemudian aku berusaha menabung dengan menyisakan uang saku-ku untuk membeli
radio usang. Tetapi kau tau, Ibu membuangnya karena nilaiku menurun. Well aku
memang sering memainkan radio usang itu daripada belajar. Aku mengatakan pada
Ibu bahwa alasanku lebih memainkan radio karena aku ingin menjadi penyanyi “
“ kemudian Ibu mu tetap membuangnya kah ? “ tanyaku
sedikit mulai terbawa dengan cerita Yesung. Dia sama sepertiku ternyata
terlahir dari keluarga biasa-biasa saja dan berusaha mengejar impian kami
meskipun itu sulit.
“ tentu Ibu tetap membuangnya, meski aku menangis
keras. Ibu tidak mendukung impianku sepertinya. Tetapi aku tidak membuang
harapanku, aku tetap bernyanyi melatih vocal-ku setiap saat. Hingga sampailah
saat ketika Ibu ku membawaku ke sebuah tempat di mana itu adalah pemilihan bagi
yang memiliki bakat dan kami akan di latih di sana. “
“ Dan aku ternyata di terima, aku benar-benar
sungguh berterima kasih pada Ibu ku yang ternyata mendukung impianku selama
ini. Aku di latih bertahun-tahun dan tiga tahun yang lalu adalah tahun di mana
aku memulai karir-ku menjadi penyanyi “ jelasnya panjang lebar tetapi sesaat dia
merengkuh wajahku yang sembab karena menangis.
“ kau pasti bisa meraih impianmu itu, percayalah “ suara
lembutnya menginterupsi isakan tangisku, seakan memberhentikan kerja sarafku.
Bagaimana tidak jaraknya dengan wajahku pasti sangat dekat. Nafasnya yang
menggelitik seluruh wajahku.
“ ya … a..aku tau, kau sendiri yang memaksaku
mengubah pandangan harapanku. Tetapi … kau sendiri malah menyerah, kau membuang
impianmu setelah memutuskan untuk mundur menjadi penyanyi. Kau mengingkari
perkataanmu sendiri Yesung “ isakku menghempaskan tangannya yang merengkuh
wajahku.
Aku menangis karena apa ?
karena aku iri padanya tidak bisa mewujudkan impian
sepertinya ?
atau aku menangis karena Yesung membuang impiannya
sekarang yang jelas-jelas impian bagiku amat sulit untuk di capai ?
Atau aku menangis karena .. karena …
Bodoh, Selama ini aku tidak pernah sekalipun
menuntutnya untuk bertanya apapun. Aku tidak pernah bertanya bagaimana latar
belakangnya ? bagaimana konsernya ? ataukah bagaimana kabarnya ? aku selalu
memikirkan diriku sendiri, aku selalu menanyakan perihal tentang mengapa dia
begitu peduli padaku.
Dan baru hari ini aku menuntut pertanyaan begitu
banyak padanya, mungkin karena rasa penasaran, khawatir dan ketakutan sehingga
aku tidak peduli dengan perasaannya. Padahal aku sangat tau, Yesung pasti
mempunyai masalah. Masalah yang mungkin enggan untuk di bicarakannya mungkin
sama halnya dengan topik terlarangku dulu.
Aku menahan raut wajahku, aku harus mengendalikan
amarah ini
“ baiklah, jadi apa alasanmu mengundurkan diri dari
dunia hiburan ? “ tanyaku serius tetapi Yesung hanya terdiam tidak menjawab
pertanyaanku.
“ baiklah lupakan tentang pertanyaanku tadi … Yesung…
kenapa kau meninggalkan aku di hari 1/12th anniversary, dan
menghilang dariku selama sebulan padahal kau tak ada urusan pekerjaan kan, kau
sudah mundur sebulan yang lalu aku ingat itu “
Tak ada jawaban sama sekali yang keluar dari mulut
Yesung, aku bagaikan patung jalanan yang di abaikan olehnya.
“ Yesung selama sebulan itu, kau seharusnya datang
ke rumahku. Menemaniku seperti biasa maka aku tidak akan menuntutmu untuk
menjawab pertanyaanku Yesung “ isakku, air mataku mengalir deras tetapi Yesung
membiarkanku menangis.
kemana Yesung yang dulu ?
dia selalu menenangkanku, membantuku menghempaskan
semua yang menghimpit dadaku dengan dekapannya yang hangat.
“ Yesung kau tidak menjawabku, kau tidak percaya
padaku ? kau takut aku membongkarkan semuanya pada media massa ? “
Tak ada jawaban … Jadi Yesung benar-benar tidak
percaya padaku …
“ kau … kau membuatku menunggu selama sebulan. Aku
seperti orang bodoh yang menunggumu… mempercayai semua perkataanmu … aku
percaya padamu … karena … karena … kau adalah harapanku untuk hidup sekarang “
Semua terlontar dari mulutku. Isakan tangisku
semakin tidak bisa ku bendung. Aku mencoba menggapai udara kosong di depanku.
Dan aku mendapati wajahnya yang sangat aku ingin lihat. aku mencoba menelusuri
wajahnya dengan tanganku—tunggu pipinya basah ? Yesung menangis ?
“ kau kenapa menangis ? “ amarahku seolah menguap
begitu saja bergantikan dengan rasa khawatir.
“ aku tak apa… “ tukas Yesung berusaha menyingkirkan
tanganku dari wajahnya yang sembab.
“ biarkan aku menelusuri lekuk wajahmu “ pintaku, tak
ada jawaban tetapi tangan Yesung menuntun tanganku menelusuri wajahnya.
Sangat sempurna bagiku, matanya lebih sipit dariku.
Aku berharap dia mempunyai tatapan seperti elang, tajam dan menusuk. Hidungnya
mancung dan rahangnya terbentuk sangat tegas. Tampan pasti Yesung sungguh tampan.
“ aku akan menjawab semua pertanyaanmu tadi “ ucap
Yesung bernada dingin, kedua tanganku kini di jauhkan dari wajahnya. Tak ada
sikap lembut darinya sedikit pun.
“ alasanku meninggalkanmu di hari yang lalu karena
memang benar aku mengurus pemberhentian kontrak-ku sebagai penyanyi. aku memang
kosong dalam waktu sebulan yang lalu, dan aku sengaja tidak menemuimu sebulan
ini. Aku benar-benar ingin menghilang dari semua orang dan tentu aku juga akan
berpamitan padamu hari ini “
“ Tunggu dulu, hentikan “ sergahku, menahan deru
nafas sekaligus amarahku yang benar-benar memucak. “ lelucon yang sangat konyol
Yesung, aku bertaruh jika kau mengatakannya sekali lagi. Aku tidak akan
menemuimu, aku akan membencimu “ ancamku serius.
“ aku sengaja meninggalkanmu di 1/12th
anniversary karena aku sudah memiliki niat aku tidak akan pernah menemui lagi.
Jadi anggap saja hari ini, aku berbaik hati berpamitan padamu. Aku akan pulang
ke Korea hari ini juga “
Ucapannya yang bernada dingin, tanpa perasaan dan
sangat menusuk.
Yesung berubah … dia bersungguh-sungguh akan
meninggalkanku …
Dia membuat harapanku hancur… meninggalkan luka yang
menganga dalam hatiku …
“ kau bohong “ bantahku dengan suara sedikit
bergetar, aku mencoba sedikit tersenyum meyakinkan diriku bahwa ini adalah
leluconnya “ katakan ini lelucon bodohmu, tertawalah seperti biasanya karena
kau berhasil membuat lelucon ini terlihat menarik sekarang Yesung ! “
“ aku sudah tidak punya waktu lagi … terimakasih
karena aku telah memperbolehkan mengambil waktumu untuk di habiskan bersama
untukku. “ Yesung pun meremas tanganku pelan, dan melepaskannya.
Asupan oksigenku semakin menipis ketika dia pergi
melangkah. Menjauh dariku, selamanya. Ucapan selamat tinggal yang sangat
memekakkan telingaku, membuat seluruh kerja otakku terhenti.
Bahkan ketika tanganku mengepal dan menghempaskannya
kasar kepada bangku taman. Aku tak dapat merasakan sakit …
Mungkin karena aku terlalu banyak menyakiti diriku
sendiri selama ini …
Dan semuanya mengumpul—membentuk endapan yang
semakin menghimpit dadaku.
Sakit, sangat menyakitkan …
TBC
PS : ayooo ayoo tinggal 1 part lagiiiii :D
PS : ayooo ayoo tinggal 1 part lagiiiii :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar