Aku
meringkuk di sudut kamarku. Perlahan mataku memanas dan lelehan-lelehan air
mata kini mulai membanjiri kedua pipiku.
Mataku
meredup ketika mengingatnya kembali. Bagaikan bayangan yang bergerak seolah
film yang terputar—menggambarkan semua masalahku dan melekat perlahan-lahan di
pikiranku membentuk endapan rasa akan tertekan. Endapan itu semakin terbentuk
hingga menghimpit dadaku. Terus mengambil ruang hingga ke jantungku sampai aku
tidak kuat lagi menghirup oksigen.
“ Aku ada di sini
untukmu “
Lagi-lagi
dia datang. Bisikannya yang mengalun indah di telingaku. Dia bagaikan pelangi
setelah hujan turun. Membiaskan cahayanya yang indah agar setiap orang
tersenyum akan kehadirannya. Membuat kegelapan kini sirna bergantikan dengan
lengkungan sinar warna warni yang membuat sang matahari pula menampakkan
dirinya kembali. Mereka berdua bersanding menyinari dunia ini dengan
keindahannya bukan dengan kegelapan awan kelabu, kilatan petir, maupun sapuan
badai. Dia adalah pelangi-ku yang selalu mengantarkanku kepada secercah
kebahagian yang dibawanya.
“ Cho Min Rin adalah
gadis yang tegar bukan ? Ayolah berikan aku senyum manis mu ! “
Terdengar
nada membujuk namun sedikit memaksa. Entahlah ini magic atau apa, saraf mulutku
sedikit memaksaku melakukan perihal yang dikatakan oleh pelangi-ku. Bibirku
mulai tergerak melengkung membentuk senyuman yang di pintanya. Tapi sepertinya,
aku malah memberikan senyuman miris untuknya. Senyuman yang terlihat sangat
menyedihkan !
“ Tersenyumlah karena
aku ada di sampingmu. Bersandarlah padaku jika kau lelah ! “
Pelangi-ku
selalu seperti itu. Ketika kegelapan awan kelabu sudah mengerubungiku,
membentuk kilatan petir yang menusuk dan datanglah badai yang menyapuku hingga
mendamparkanku di sebuah tempat yang asing—tempat tanpa harapan.
Dan saat
itulah pelangi-ku mulai menampakkan dirinya. Membisikkanku sebuah alunan melodi
yang mengalun lembut, memadukan semua warnanya menjadi satu. Membuatku terlena
akan pesonanya dan bersandar pada bahu-nya yang nyaman.
“ Bukalah matamu dan
lihatlah di cermin bahwa kau masih memiliki aku “
Bisikannya
lagi-lagi memaksa saraf kedua kelopak mataku untuk terbuka lebar. Mataku
mengerjap dan sedikit menyipit melihat secercah cahaya matahari menelisik masuk
lewat jendela kamarku. Cahaya matahari itu berhasil mengusikku hingga terbangun
dari halusinasi yang mempermainkanku sejak lama.
Bodoh, aku
hanya merutuki kebodohanku …
Bodoh karena
sudah ribuan kali terjatuh dalam halusinasi yang indah …
Bodoh karena
setiapku tertidur, pelangi-ku selalu muncul dan menghiasi mimpiku …
Membuatku
semakin berharap mempunya pelangi di sampingku …
Aku pun
menyeret langkah kakiku ke arah cermin besar. Kini aku bisa melihat diriku yang
terpantul jelas dalam cermin besarku. Sama seperti hari-hari yang lalu dia
menyuruhku seperti ini. Hanya ada diriku yang terpantul, tak ada sosok
pelangi-ku di sana. Hanya aku … Aku sendirian tanpa pelangi-ku.
Aku mulai
menangis kembali. Berharap bisikan pelangi-ku terdengar kembali untuk
menawarkan bahunya. Berharap kehadirannya bisa menguapkan endapan yang
menghimpit di dadaku.
“ halusinasi
bodoh ! kau membuatku berharap ! aku tidak mempunyai pelangi, dia tidak pantas
untukku … aku ... “
Tanganku
mengepal dan menghempaskannya ke arah cermin yang tidak bersalah sama sekali
tetapi lagi-lagi saraf-saraf di tanganku menahanku. Jangan bilang aku masih berada dalam halusinasi , pikirku.
Aku terus
berkutat dengan pikiranku hingga bisikan itu menginterupsiku … Membuatku
mengerti di mana sosok pelangi-ku berada …
“ aku akan selalu ada
di sampingmu, jika kau merasa kesepian. Berdirilah di cermin dan kau akan
melihat sosokku. Sosok yang ada dalam dirimu. Sekarang kau bisa melihatku
pelangi-mu kan ? “
—FIN—
PS : kalian tau kan pelanginya Cho
Min Rin … ku rasa paragraph terakhir sudah menjelaskan siapa sosok pelangi
tersebut …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar